Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2014

The Christmas Train

Malam ini aku tidak dapat tidur, mataku sama sekali tidak ingin terpejam. Diatas kasur berukuran single ini aku berbalik kanan dan kiri, entah sudah keberapa kalinya aku melakukan hal sia-sia ini. Aku menghidupkan laptop, mengecek email dan iseng-iseng membuka akun facebook, tujuanku hanya mencari artikel yang sedang booming sekarang ini, agar aku tidak terlalu tertinggal berita. Semua artikel membahas kegiatan-kegiatan tentang artis yang tidak terlalu penting dan juga tidak akan berpengaruh besar untukku. Aku meng’klik’ tulisan ‘news feed’ dan disana, di deretan paling atas, ada sebuah nama yang tidak asing untukku, nama yang familiar selama ini yang sempat mengganggu tidur, makan bahkan seseorang yang berhasil mengobrak-abrik sesuatu yang ada didalam jiwa ini. Malam kali ini benar-benar sepi, tidak ada suara hewan malam, yang biasanya menjadi penghantar tidurku. Mungkin karena tidak ada nyanyian malam yang biasanya di lantunkan oleh hewan-hewan   itu, yang menjadi salah satu

Tanpa Nama

Jauh dari kehidupan sekarang ini, disebuah gua, tempat pengasingan. Tuhan mengirim seseorang yang berani menentang takdirNya, kedalam gua tersebut. Gua yang lembab dan gelap tanpa orang lai. Si Manusia berusaha untuk mencari jalan keluar dengan menggunakan bebatuan kecil yang ada disekitarnya. Tetapi, tetap saja tak ada satupun celah yang dapat ia temukan. Tiba-tiba sebuah bunyi dentingan lonceng sebanyak sepuluh kali berdenting memecah keheningan. Suaranya bergema dari ujung sana sampai ujung sini, memenuhi seluruh bagian gua. Dengn heran si Manusia berkeliling mencari sumber suara, namun tidak ada yang keluar atau pertanda sesuatu. Beberapa waktu kemudian, seberkas cahaya kecil yang lama kelamaan menjadi membesar lalu keluarlah sesosok cahaya yang tidak dapat dilihat bentuk dan rupanya, hanyalah cahaya yang berkilau. Suara seorang pria yang terdengar. “Hai nak, aku datang dari surga, tempat dimana semua manusia mendambakan kebahagiaan”. “siapa kamu?” si Manusia tanpa ras